Senin, 25 Maret 2013

BIOTEKNOLOGI DENGAN SEKSUAL DAN ASEKSUAL

 A. Teknologi Kompos Bioaktif

Salah satu masalah yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organic yang telah mengalami penghancuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman, limbah organic seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ketanaman. Limbah organic harus dihancurkan atau dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsure hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengomposan alami memakan waktu yang sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organic tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman.
Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (decomposer) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec, EM4, EM Lestari, Starbio, Degra Simba, Stradec, dab lain-lain.
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan didalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. SuperDec dan OrgaDec, Biodekomposer yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), dikembangkan berdasarkan filosofi tersebut. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma Pseudokoningii, Cytopaga SP, dan fungsi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses pengompasan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organism pathogen penyebab penyakit tanaman.

GEJALA RUMAH KACA

           Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca. Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca. Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
            Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
  • Pertama
          Bahwa efek gas rumah kaca, sudah mereka ( Negara maju ) ketahui tidak hanya dalam dasa warsa belakangan ini, tapi sudah jauuuh dari dulu. Tapi anehnya baru dasa warsa belakangan ini mereka gerah, bahkan berteriak keras tentang hal tersebut. Dan menekan Negara-negara berkembang untuk segera mengurangi bahkan menghentikan laju gas rumah kaca tersebut. Sedangkan sudah diketahui, Revolusi Industri yang dilakukan Negara majulah penyumbang terbesar meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan sejenisnya dalam beberapa abad belakangan ini ! Ini tidak beres.
  • Kedua
Dilihat dari efek yang ditimbulkan ( perubahan iklim dan terjadinya banyak bencana alam ) sebenarnya negara berkembanglah yang paling banyak terkena dampaknya dan menderita. Negara maju, meski juga terkena, tapi tidaklah separah Negara-negara berkembang. Sebagai Negara maju, yang notabene adalah kapitalis sejati, dan selalu berorientasi pada factor ekonomi maka hal ini adalah ANEH !
Sedangkan “biasanya” jika Negara berkembang semakin menderita, semakin terbuka peluang Negara maju tersebut memberikan bantuan dan mencengkeramkan pengaruhnya. ( Meskipun bantuan yang diberikan sebenarnya “tidak terlalu banyak“. Contoh : keseluruhan bantuan Amerika ke semua Negara-negara di Afrika adalah 1,8 Milyar Dollar US setahun. Bandingkan, bantuan yang diberikan kepada hanya untuk “mitranya” Israel guna memperkuat pertahanan negaranya, juga = 1,8 Milyar Dollar US setahun ! ).



PERJALANAN KE PLANET MARS

          VIVAnews - Sebuah organisasi nirlaba membuka rekrutmen seorang pria dan wanita, kemungkinan menikah, untuk jadi relawan terbang ke planet Mars dan kembali lagi. Waktu perjalanan pergi dan pulang diperkirakan 501 hari. Misi yang diperkirakan berbiaya sampai US$1 miliar ini akan dibiayai donasi dan sponsor. Inisiator proyek ini, multijutawan Dennis Tito, akan membiayai US$20 juta untuk membiayai dana pengembangan sistem penunjang kehidupan dan beberapa teknologi kritis lainnya.  Saat ini, tak ada pesawat berawak manusia yang sedang beroperasi, namun ada beberapa yang sedang dikembangkan dan terbang pada 2017.
          Perjalanan ini memasuki perjalanan keliling Planet Mars 241 kilometer di atas permukaan planet sebelum kembali ke Bumi. Peluncuran diperkirakan pada 5 Januari 2018."Jika kita tidak melakukan pada 2018, kita akan memiliki kompetisi yang sama pada tahun 2031," kata Tito kepada Reuters, Rabu 27 Januari 2013. Perjalanan ini benar-benar uji nyali karena dua orang berani mati itu akan hidup di dalam ruangan berukuran 17 meter kubik. Sepasang orang yang diharapkan suami-istri itu harus siap hidup terisolasi selama nyaris dua tahun.
        Kapsul ini akan ditunjang sistem penunjang kehidupan yang sama dengan yang digunakan NASA, seperti sistem daur-ulang udara, air, urine dan buangan tubuh lainnya. Jika perjalanan diluncurkan pada 5 Januari 2018, kapsul diperkirakan mencapai Mars 228 hari kemudian, lalu kapsul akan mengeliling Mars dan kembali ke Bumi. Perjalanan pulang diperkirakan 273 hari dengan kecepatan 51.119 kilometer per jam saat memasuki atmosfir Bumi. Jika ada yang salah, mereka tak akan kembali selamat.